Sepuhan Emas, Merah dan Hitam, warna ini menjadi penanda seni ukir Palembang yang dikenal berkualitas tinggi.
Warna-warna tersebut melambangkan kemewahan dan kemakmuran serta menjadi ciri khas warna aneka kerajinan Palembang.
Namun, bagi mereka yang mendalami seni dan budaya Sumatera
Selatan, tak hanya sepuhan emas dan merah saja ciri khas ukiran Palembang.
Selain mempunyai banyak pakem dalam proses pembuatannya, ukiran
Palembang polanya lebih rumit dan kecil-kecil serta memiliki guratan
yang sangat dalam.
Orang-orang kaya Palembang zaman dahulu biasanya menyimpan pakaian dan berbagai barang koleksinya dalam lemari ukiran ini.
Selain itu ada juga lakeur, kerajinan halus khas Palembang yang
melekat pada benda-benda perlengkapan rumah seperti piring hias, tepak
sirih.
Dari beberapa referensi nama lakeur sendiri diadopsi dari lacquer,
yaitu bahan damar yang dihasilkan oleh serangga bernama laccifer lacca
Kerajinan ini kurang begitu dikenal laiknya songket Palembang yang sudah tersohor.
Zaman dahulu orang-orang Palembang melalui adat dan budayanya senang
memamerkan peralatan rumah tangganya kepada para tetamu, biasanya
leuker yang bagus dan khas ini dipamerkan pada saat hari besar
keagamaan atau Lebaran.
Butik Songket Mama Farrell
Ketika cinta, seni dan tradisi tertuang dalam lembaran tenun
Translate
Senin, 16 Juli 2012
Kamis, 28 Juni 2012
Tips Merawat Kain Tradisional
Memiliki dan mengoleksi kain-kain tradisional karya anak bangsa, tentu
menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Apalagi proses
pembuatnya sangat rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu dibutuhkan ketelatenan untuk merawat keindahannya.
Ikuti tips Chitra Subiyakto seorang pencinta & kolektor kain tradisional berikut ini:
1. Cuci dengan tangan
Rendam kain selama 10 – 15 menit dalam larutan sabun lerak atau detergen khusus untuk kain tradisional, kemudian kucek perlahan dengan tangan. Bisa juga menggunakan sampo bayi. Agar serat kain tidak rusak dan warnanya tidak lekas memudar, hindari memeras kain terlalu kencang atau mencuci dengan mesin cuci dan detergen.
2. Hindarkan dari panas
Hindarkan kain dari sinar panas matahari langsung. Setelah dicuci, kain cukup diangin-anginkan di tempat teduh. Sebisa mungkin, kain cukup dirapikan dengan tangan. Jika perlu disetrika, gunakan panas minimal.
3. Simpan bersama merica
- Simpan kain dalam lemari yang terhindar dari panas matahari langsung, tapi juga tidak di tempat yang terlalu lembap.
- Agar tidak merusak struktur benang dan bentuknya, kain tenun dan songket sebaiknya disimpan dengan cara digulung dan diikat longgar, bukan dilipat.
- Hindari meletakkan kapur barus. Sebagai gantinya, letakkan merica atau lada putih serta cengkih dalam kain kassa untuk menghindarkan kain dari ngengat.
- Agar kain tidak apak dan berjamur, 1- 3 bulan sekali keluarkan kain dari lemari untuk diangin-anginkan.
4. Letakkan dalam freezer
Terdengar agak aneh. Tapi, menaruh gulungan kain dalam freezer terbukti ampuh untuk mematikan kuman dan jamur yang menempel, tanpa harus repot mencucinya
sumber: majalah femina
Ikuti tips Chitra Subiyakto seorang pencinta & kolektor kain tradisional berikut ini:
1. Cuci dengan tangan
Rendam kain selama 10 – 15 menit dalam larutan sabun lerak atau detergen khusus untuk kain tradisional, kemudian kucek perlahan dengan tangan. Bisa juga menggunakan sampo bayi. Agar serat kain tidak rusak dan warnanya tidak lekas memudar, hindari memeras kain terlalu kencang atau mencuci dengan mesin cuci dan detergen.
2. Hindarkan dari panas
Hindarkan kain dari sinar panas matahari langsung. Setelah dicuci, kain cukup diangin-anginkan di tempat teduh. Sebisa mungkin, kain cukup dirapikan dengan tangan. Jika perlu disetrika, gunakan panas minimal.
3. Simpan bersama merica
- Simpan kain dalam lemari yang terhindar dari panas matahari langsung, tapi juga tidak di tempat yang terlalu lembap.
- Agar tidak merusak struktur benang dan bentuknya, kain tenun dan songket sebaiknya disimpan dengan cara digulung dan diikat longgar, bukan dilipat.
- Hindari meletakkan kapur barus. Sebagai gantinya, letakkan merica atau lada putih serta cengkih dalam kain kassa untuk menghindarkan kain dari ngengat.
- Agar kain tidak apak dan berjamur, 1- 3 bulan sekali keluarkan kain dari lemari untuk diangin-anginkan.
4. Letakkan dalam freezer
Terdengar agak aneh. Tapi, menaruh gulungan kain dalam freezer terbukti ampuh untuk mematikan kuman dan jamur yang menempel, tanpa harus repot mencucinya
sumber: majalah femina
Kamis, 24 November 2011
Melihat keindahan songket di Galeri Pernikahan Ibas dan Aliya
Batapa indahnya songket yg dikenakan mempelai dan keluarga dalam pernikahan budaya 24 Nop 20011
Sungguh suatu kebanggaan tenun tradisional Palembang bisa diperkenalkan kepada para tamu dari berbagai negara
Sungguh suatu kebanggaan tenun tradisional Palembang bisa diperkenalkan kepada para tamu dari berbagai negara
sumber: yahoo
Sabtu, 12 November 2011
Cara memakai kain Songket
![]() |
1. Posisi kepala kain (tumpal didepan) |
![]() |
2. Pakai kain seperti memakai sarung pada umumnya |
![]() |
3. Balut/ lilitkan rapi agar posisi kepala kain tepat ditengah (depan) |
![]() |
4. Pakai kemben atau korset, selain untuk menutupi kain dalaman songket juga memberikan kesan ramping dan menahan posisi kain tetap sempurna |
![]() |
5 Kenakan atasan yg diinginkan |
![]() |
6 Untuk melengkapi tampilan anda selendang bisa disampirkan dibahu atau dipundak |
Senin, 01 Agustus 2011
Rabu, 08 Juni 2011
Senin, 17 Januari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)